Filsuf Susanne K. Langer



A.    BIOGRAFI
Susanne K. Langer merupakan seorang filsuf yang berasal dari daratan Amerika. Beliau lahir di Manhattan, 20 Desember 1895. Dia menikah dengan seorang yang bernama William Leonard Langer pada 1921, dan dikaruniai dua orang anak laki – laki. Namun setelah 21 tahun pernikahannya, pada tahun 1942, mereka memutuskan untuk bercerai.
Susanne K. Langer merupakan salah satu wanita yang mendalami filsafat sebagai bidangnya. Pemikirannya dipengaruh oleh Ernst Cassirer dan Alfred North Whitehead. Langer terkenal atas karyanya “Philosophy in a New Key” yang berbicara tentang bagaimana simbol mempengaruhi pemikiran manusia menjadi kebutuhan untuk mengekspresikan diri.

B.     DASAR PEMIKIRAN SUSANNE K. LANGERW

Susanne K. Langer tidak melihat seni dari manfaat atau fungsinya melainkan dari apa yang terkandung dan dimiliki oleh seni itu sendiri. Sebelumnya, Susanne melihat bahwa ada sangat banyak teori mengenai seni dan adanya kencenderungan untuk menjadi paradoks.
Susanne K. Langer mengutarakan teorinya, saat melihat pemandangan alam, suasana (perasaan objektif) bersatu scara objektif bersama pemandangan itu. Kita tidak menganggapnya sebagai makhluk yang punya perasaan. Pemandangan alam tidak mengekspresikan suasana tapi memilikinya. Suasana itu adalah impresi kita terhadap pemanganan alam dan dapat kita pisahkan menjadi elemen lain karena kita telah melalui proses abstraksi. Tidak ada subjek yang mengekspresikannya, objektif ada disana. Setelah memahami adanya perasaan objektif ini, yang tidak berasal dari pengalaman (inderawi) dan tidak diekspresikan oleh seorang subjek namun terkandung dalam karya seni, timbul pertanyaan akan statusnya. Hal tersebutlah yang dinamakan Simbol

C.    SIMBOL SECARA UMUM
Secara etimologis istilah “simbol” diserap dari katasymbol dalam bahasa Inggris yang berakar pada kata symbolicumdalam bahasa Latin. Sementara dalam bahasa Yunani katasymbolon dan symballo, yang juga menjadi akar kata symbol,memiliki beberapa makna generik, yakni “memberi kesan”, “berarti”, dan “menarik”.Dalam Sejarah simbol memiliki dua pengertian yang sangat berbeda. Dalam pemikiran dan praktik keagamaan, simbol lazim dianggap sebagai pancaran Realitas Transenden. Dalam sistem pemikiran logika dan ilmiah, lazimnya istilah simbol dipakai dalam arti tanda abstrak.
Dalam beberapa pengertian  “simbol” diartikan sebagai berikut:
1.       Simbol adalah sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang terlihat yang menggantikan gagasan atau objek,
2.       Simbol adalah kata, tanda, atau isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain seperti arti, kualitas, abstraksi, gagasan, dan objek,
3.       Simbol adalah apapun yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan atau dengan kesepakatan atau kebiasaan,
4.       simbol sering diartikan secara terbatas sebagai tanda konvensional, sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar dan disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu sendiri. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda ilmiah. 
Dalam peristilahan modern sering kali setiap unsur dari suatu sistem tanda-tanda disebut simbol. Dengan demikian orang berbicara tentang logika simbolik. Dalam arti yang tepat simbol dapat dipersamakan dengan citra (pengambaran) dan menunjuk pada suatu tanda yang dapat di lihat dan realitas tak dapat dilihat dengan kasat mata. Tanda-tanda yang dapat dilihat, pada dasarnya, memiliki kecenderungan tertentu untuk menggambarkan realitas dengan hal yg tak dapat dilihat. Dalam suatu komunitas tertentu tanda-tanda yang dapat dilihat langsung dapat dipahami. Misalnya sebuah tongkat melambangkan wibawa tertinggi. Apabila sebuah objek tidak dapat dimengerti secara langsung dan penafsiran objek tersebut tergantung pada proses-proses pikiran rumit, maka orang akan lebih suka berbicara secara alegoris.

D.    TEORI SIMBOL SUSANNE K. LANGER
Pengertian Simbol yang dimaksud Susanne bukanlah symbol- symbol dalam seni seperti Ikonographik. Jadi bukan symbol yang berdasarkan konvensi atau menjadi referensi, tetapi yang memberikan pendalaman dan bahkan mengarahkan konvensi. Dalam defenisi menurut Susanne, Simbol ialah setiap sarana dimana kita bisa membuat abstraksi. Abstraksi sendiri ialah pelepasan bentuk dari isinya, yaitu pelepasan bentuk yang sama dari isi yang berbeda sehingga terbentuk konsep.
Berdasarkan teori yang ada tentang symbol, symbol dibagi menjadi dua:
1.      Simbol diskursif, ialah bentuk yang digunakan secara literal dimana unit- unitnya bermakna berdasarkan konvensi (aturan yg disepakati bersama). Selain itu setiap unit memiliki maknanya sendiri sendiri seperti kata di dalam serangkaian kalimat.
2.      Simbol Presentasional, tidak terdiri dari unit- unit yang memiliki arti tetap untuk digabung berdasarkan aturan tertentu dan juga tidak dapat diuraikan. Maknanya ada dalam bentuk totalnya. Contohnya ialah sebuah lukisan yang hanya dapat ditangkap melalui arti secara keseluruhan.
Secara khusus, Susanne Langer memang membuat teori dasar mengenai symbol untuk teori symbol presentasional, dari sana ia mendefenisikan seni sebagai “kreasi bentuk - bentuk simbolis perasaan manusia”. Defenisi seni ini mengimplikasikan beberapa hal:
1.      Seni merupakan kreasi. Kreasi berarti pengadaan sesuatu yang tadinya tidak ada.
2.      Rumusan bentuk simbolis. Bentuk simbolis tidak mengacu pada pengalaman sendiri secara langsung melainkan pengalaman yang sudah disimbolkan.
3.      Bentuk simbolis yang dilemparkan seniman dalam kreasi seninya tidak berasal dari pikiran melainkan dari perasaannya. Yakni formasi dari pengalaman emosionalnya.

E.     TEORI SENI SUSANNE K LANGER
Teori Sussane Langer tentang simbol mendasari teori Sussane Langer tentang seni. Bagi Susanne Langer, seni merupakan simbolisasi perasaan manusia. Bagaimana karya seni bisa disebut simbol?
Susanne Langer menolak teori Plato yang mengatakan seni adalah tiruan (mimesis) dari alam. Baginya, karya seni merupakan suatu bentuk ciptaan yang berbeda dari realitas kehidupan sehari-hari, namun mirip. Perbedaan yang mengandung kemiripan berasal dari kreativitas seniman.
Kreativitas merupakan imajinasi seniman dari hal-hal yang tidak imajiner (material). Maka, karya seni berbeda dengan realitas, karena melibatkan imajinasi seniman. Sekalipun pada karya yang tidak mengandung unsur peniruan terdapat imajinasi murni.
Proses simbolisasi dari imajinasi seniman inilah terjadi proses abstraksi (ada proses pemisahan diri dari keberadaannya yang aktual dan memiliki konteks berbeda), sehingga karya seni disebut sebagai simbol.
Semua bentuk dalam seni merupakan bentuk yang diabstraksikan untuk membuatnya lebih tampak secara keseluruhan, dan dilepaskan dari penggunaan sehari-hari, untuk diletakkan sebagai penggunaan baru sebagai simbol yang bersifat ekspresif bagi perasaan manusia.
Dalam karya yang mengandung makna simbolik perasaan yang dieskpresikan dalam seni bukanlah perasaan yang asli, melainkan gagasan terhadap perasaan asli tersebut. Oleh karena itu disebut simbolik.
1.      Seni adalah virtual dan ilusi
Ciri khas karya seni bagi Susanne Langer adalah adanya virtualitas, dimana karya seni hanya digunakan untuk penglihatan. Susanne Langer menjelaskannya dengan contoh pengunaan cermin : kita dapat melihat diri kita maupun ruang yang kita tempati di cermin, namun tidak dapat menyentuhnya. Hal demikian disebut virtualitas, atau ilusi. Karya seni adalah imajinasi karena kita tangkap melalui imajinasi. Karya seni adalah obyek virtual karena hadir untuk indera penglihatan. Karya seni adalah ilusi, karena meskipun indera penglihatan menangkap bentuknya, tetapi tidak menyentuh wujudnya.


2.      Seni sebagai Living Form
Bentuk virtual karya seni merupakan bentuk yang hidup (living form). Disebut bentuk yang hidup karena mengekspresikan kehidupan, pertumbuhan, gerak, dan sebagainya. Seni sebagai bentuk yang hidup dapat ditemukan dalam segala jenis kesenian. Contohnya desain dekoratif yang menunjukkan perasaan hidup menjadi bentuk dan warna yang terlihat.
Menurut Susanne, seni juga seperti ilmu pengetahuan. Seni membawa isi dunia emosi, namun tidak hanya memberikan kesenangan bagi pengamatnya. Melainkan menanamkan pemahaman (konsepsi keindahan) bagi pengamat.
3.      Seni sebagai simbol presentasional
Seni disebut sebagai simbol presentasional karena mengacu pada pengertian simbol presentasional yakni hanya dapat ditangkap melalui arti keseluruhan, tidak dapat dibagi menjadi unit-unit tertentu. Contohnya sebuah lukisan, mengandung makna jika dilihat secara keseluruhan, tidak dipecah menjadi unit-unit atau elemen kecil. Yang dapat membedakan karya seni dengan karya lainnya yaitu adanya ambivalensi, yaitu bentuk yang sama mempunyai arti yang berbeda.
4.      Proses penciptaan seni melalui Ilusi Primer dan Abstraksi Dasar
Menurut Sussane Langer, karya seni (‘ilusi sekunder’) lahir dari yang disebutnya sebagai ‘ilusi primer’. Ilusi primer adalah gambaran utama yang terdapat dalam karya seni dan akan menentukan virtualitas dari suatu karya seni.
Ilusi primer yang berbeda menghasilkan jenis karya seni yang berbeda :
A.    Ruang virtual : Seni lukis, seni pahat, arsitektur
B.     Waktu virtual : Seni musik
C.     Daya virtual : Seni tari dan balet
D.    Memori virtual : Seni sastra

Abstraksi dasar adalah segala sesuatu yang diabstraksikan dan menjadi bahan utama dalam suatu karya seni.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Novel "Tempest"

Music of Great Britain